Terdapat tiga faktor penting dalam memilih sketsa explorasi desain. Ketiga faktor tersebut antara lain : Balance, Compotition, Color, 3E (Ergonomis, Ekonomis, Estetika). Berikut saya uraikan ketiga faktor yang telah saya sebut diatas.
Balance
Gelap-terang, panas-dingin, keras-lembut, adalah beberapa contoh keseimbangan atau dengan kata lain yaitu : Balance. Dalam bidang desainpun kita juga harus memperhatikan hal-hal seperti ini. Keseimbangan harus selalu kita perhatikan meskipun kita membuat desain asimetris. Karena keseimbangan merupakan hal paling mendasar di bidang desain. Desain dalam bidang apapun pasti mengandung unsur ini, seperti : interior, otomotif, elektronik, bahkan tata kota sekalipun pasti juga mengandung unsur keseimbangan ini. Berikut beberapa contoh desain yang mengandung unsur keseimbangan.
Compotition
Komposisi seringkali diabaikan dalam pembuatan desain perhiasan. Padahal dengan memperhatikan unsur ini kita juga bisa semakin kreatif dalam membuat desain perhiasan. Semakin kreatif kita dalam membuat desain perhiasan, maka makin variatif pula desain-desain yang kita hasilkan. Namun dalam menerapkan salah satu unsur ini, kita seharusnya mengetahui beberapa komponen yang biasa digunakan dalam pembuatan suatu perhiasan, sehingga kita bisa menerapkan komponen-komponen tersebut pada desain kita dengan baik. Lebih baik lagi bila kita bisa menemukan komponen yang “tidak biasa” digunakan dalam sebuah desain perhiasan. Komponen-komponen berikut adalah komponen yang "biasa" digunakan dalam desain perhiasan.
- Permukaan kilap.
- Permukaan selep.
- Permukaan doft.
- Jawan / bola-bola.
- Plat bertekstur (peleg / lentur).
- Pipa (polos / bertekstur).
- Kawat.
- Kawat plintir / Tali air / Tali tamper.
- Batu (diamond, mutiara/pearl, gemstones, etc).
- Cat enamel.
- Sepuh / Pen Plating.
- Plat plong.Plat plintir.
- Dll.
Color
Color atau warna sebenarnya bisa kita masukkan dalam unsur diatas (Compotition). Tapi dalam tulisan ini saya pisahkan unsur warna dari unsur yang telah saya sebutkan diatas, karena dalam warna memiliki hal-hal yang kompleks di dalamnya. Kita bisa mengatur warna perhiasan pada desain yang kita buat. Setelah mengatur warna pada desain, barulah kita bisa menentukan komponen apa yang yang cocok digunakan pada desain kita. Contoh nya bisa kita lihat pada gambar dibawah ini.
3E (Ergonomis, Ekonomis, Estetika)
Ergonomis / kenyamanan suatu perhiasan adalah hal yang penting untuk diperhatikan, terkadang dalam mendesain sesuatu kita lebih mengutamakan keindahan tapi melupakan salah satu aspek terpenting ini.
Apabila kita membuat sebuah desain liontin atau kalun, perhatikan jangan sampai ada sudut-sudut yang menonjol/ meruncing, karena hal itu akan melukai atau paling tidak membuat lecet pada leher si pemakai. Bayangkan jika kita yang akan memakai liontin/ perhiasan itu sendiri, luka atau lecet yang diakibatkan oleh bentuk liontin tersebut pasti akan menimbulkan rasa tidak nyaman bukan?
Lalu ada juga aspek lain selain ergonomis yaitu ekonomis. Aspek ini pasti banyak dicari oleh konsumen perhiasan. Bayangkan seperti ini : bila kita sebagai konsumen perhiasan diberi pilihan dalam membeli sebuah perhiasan emas di sebuah toko, katakanlah sebuah cincin. Keduanya memiliki ukuran yang sama, jumlah batu yang sama, kemudian model yang juga sama, namun memiliki berat yang berbeda. Katakanlah cincin A dengan berat 2,10 gr sedang cincin B dengan berat 2,35 gr. Cincin mana yang akan kita pilih? Tentu saja sebagai konsumen kita pasti akan memilih cincin A dengan berat yang lebih ringan bukan? Bayangkan saja dengan harga emas sekitar Rp400 ribu-an/gr misalnya. Tentu kita bisa berhemat sekitar 100 ribu-an.
Kemudian aspek terpenting yang terakhir yaitu estetika / keindahan. Apabila kita membuat sebuah cincin dengan ukuran diameter ring tertentu, kita bisa dengan mudah mengukurnya dengan alat pengukur yang tersedia, misalnya : jangka sorong, sketch-math, penggaris, dan lain sebagainya. Namun hal teknis seperti yang tersebut diatas tidak bisa disamakan dengan aspek estetika. Hal teknis bisa dibuat baku dengan membuat standart ukuran, akan tetapi estetika atau keindahan adalah hal yang fleksibel atau dengan kata lain tidak dapat dibakukan . Tiap-tiap personal/ orang mempunyai “standart” keindahan tersendiri. Coba bayangkan seperti ini : apabila kita pernah melihat perhiasan yang terpajang pada etalase sebuah toko perhiasan, kita akan melihat ada begitu banyak jenis-jenis perhiasan. Mulai dari cincin, liontin, kalung, gelang, anting, dan lain sebagainya. Dari tiap-tiap jenis perhiasan tersebut juga terdapat model-model yang beraneka ragam, mulai dari yang polos, dengan taburan batu, sampai dengan permukaan yang menggunakan sentuhan teknologi finishing terkini, seperti pen plating/ sepuh, selep, doft laser, dan lain-lain. Toko tersebut pastilah paham akan kebutuhan konsumennya yang sangat beragam, mengingat tiap orang mempunyai “standart” keindahan tersendiri seperti yang disebutkan diatas, jadi toko inipun menyediakan apa yang diinginkan konsumen mereka. Jadi untuk dapat memasukkan aspek estetika ke dalam desain kita, kita pun harus memahami dengan benar apa saja selera “konsumen” desain perhiasan kita. Mirip seperti sebuah pepatah "Pelanggan adalah Raja!" (Pelanggan = Konsumen).